Essai
1.4.a.7. Demonstrasi Kontekstual - Menerapkan Budaya Positif
Kesepakatan
Kelas IV SD Negeri 3 Kemiriombo
Oleh
: Lilin Marisa
CGP
Kelas 21-B1 Kabupaten Temanggung
Kesepakatan Kelas
merupakan salah satu kesepakatan yang akan kami laksanakan selama kurang lebih
6 bulan ke depan, kesepakatan ini kami peroleh dari proses musyawarah dengan
mewadahi para murid untuk berani mengemukakan ide dan pendapat mereka, sehingga
kelas yang tercipta benar-benar nyaman karena mereka sendiri yang membuat
kesepakatan secara langsung. Sehingga saya sebagai gru hanya berperan sebagai
coach yang menjembatani mereka untuk mencapai kemerdekaan dalam kelas.
1.
Langkah-langkah yang saya lakukan dalam
menyusun kesepakatan kelas adalah :
´ Menanyakan
kepada murid hal apa yang dapat membuat mereka nyaman dan bahagia di dalam
kelas
´ Menampung
semua jawaban serta pendapat yang disampaikan oleh para murid.
´ Mengajak
murid berkeliling untuk mengamati suasana kelas 1 sampai dengan kelas 6
´ Menanyakan
kepada mereka apa yang menjadi kelebihan dalam penataan dan modifikasi kelas
sehingga kelas tersebut menjadi menarik.
´ Setelah
selesai mengamati, murid saya ajak kembali ke kelas untuk menyampaikan hal-hal
menarik dari kelas lain yang dapat diterapkan di kelas kami.
´ Banyak
ide dan pendapat yang masuk dari para murid.
´ Saya
membimbing dan memfasilitasi para murid untuk membuat kesepakatan kelas yang
akan dilaksanakan selama kurang lebih 1 semester ke depan.
´ Saya
mencatat kesepakatan kelas yang telah disetujui.
´ Saya
dan semua murid saya menandatangani kesepakatan kelas tersebut secara
bergantian.
´ Kami
saling bekerjasama untuk menghias dan menempel kesepakatan kelas tersebut di
tempat yang mudah terlihat.
´ Kami
membuat kesepakatan, jika ada salah satu dari kami yang lupa dengan kesepakatan
tersebut maka kami akan saling mengingatkan.
2.
Tindakan yang saya lakukan sebagai guru
dalam merancang kesepakatan kelas adalah bertindak sebagai coach, saya berperan
lebih membimbing daripada menjadi pemimpin. Saya berusaha menggali ide dan
gagasan mereka dalam sebuah musyawarah kecil di kelas.
3.
Percakapan kami seperti seorang teman,
ketika membuat kesepakatan kelas saya memosisikan diri saya sebagai teman
mereka, sehingga saya juga harus mengikuti kesepakatan yang sudah kami buat.
Prinsip keadilan harus diterapkan pada fase ini.
4.
Respon para murid dalam berperilaku setelah
kesepakatan kelas dibuat adalah positif, mereka mulai menunjukkan perubahan
yang positif. Salah satu kesepakatan kami adalah saling membantu, berbicara
sopan dan menyapa satu sama lain dengan “Mas” dan “Mbak”. Hal ini langsung bias
dilihat ketika mereka berbicara lebih sopan dari sebelumnya, ada salah satu
anak yang terbiasa berbicara kasar, tetapi setelah kesepakatan kelas kami
sepakati bersama, setiap kali dia mengucapkan kata yang berkonotasi negative
maka banyak teman yang mengingatkan. Sapaan “Mas” dan “Mbak” juga langsung
mereka terapkan meski masih banyak yang belum terbiasa, tetapi hasil dari
kesepakatan yang kami buat langsung bias terlihat ketercapainnya.
5.
Tantangan yang kami hadapi adalah berusaha
untuk selalu mengingatkan murid yang mempunyai kebiasaan berbicara kasar. Kami
harus terus mengingatkan dan memberi motivasi agar kata-katanya sopan dan lebih
halus. Keberhasilan yang ditemui adalah 80% murid sudah menerapkan kesepakatan
yang kami buat. Mereka sangat antusias dan bahagia ketika ide dan pendapat
mereka didengarkan dan juga dihargai.
0 komentar:
Posting Komentar