Kamis, 31 Desember 2020

Aksi Nyata Modul 1.1

 

LAPORAN AKSI NYATA MODUL 1.1

 

 

Judul Modul             : 1.1 Refleksi Filosofi Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara

Nama Peserta            : PGP-1-Kabupaten Temanggung Jawa Tengah – LILIN MARISA, S.Pd.SD – 1.1 – Aksi Nyata

 

Penerapan Merdeka Belajar dengan sistem HOKKYA (Hadirkan Olah Karsa dan Kreativitas Yang Alami)

 


 

A.    Latar Belakang

Pendidikan menurut pandangan Ki Hadjar Dewantara adalah memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampumencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Dulu pandangan saya terhadap anak ibarat Tabula Rasa yang masih putih bersih, sehingga akan menjadi apa mereka kelak di masa depan adalah hasil didikan dari orang tua, masyarakat serta guru di sekolah. Tapi jika kita bertolak pada pandangan KiHadjar Dewantara tentang pendidikan, maka seharusnya kita menganggap bahwa anak mempunyai kodrat sejak lahir, mereka sudah membawa kodrat alam mereka masing-masing. Jadi yang perlu kita lakukan adalah menggali lebih dalam apa yang menjadi kodrat mereka, agar bakat serta potensi yang mereka miliki dapat terasah dan tersalurkan dengan maksimal.

Untuk mencapai itu semua tentu diperlukan metode pembelajaran yang kreatif, menyenangkan dan inovatif. Karena SD Negeri 3 Kemiriombo merupakan salah satu sekolah pinggiran yang minim dengan segala sarana dan prasarana, maka saya memutuskan untuk mendekatkan para peserta didik dengan alam lingkungan sekitar sehingga pendidikan semesta bisa diterapkan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Dimanapun adalah kelas dan siapapun adalah guru, merupakan filosofi baru dalam pandangan saya mengenai pendidikan yang tidak hanya terbatas dalam ruangan kelas.

 

 

B.     Tujuan

1.            Peserta didik dapat terlayani secara maksimal dengan segala karakteristiknya.

2.            Peserta didik dapat memaksimalkan potensi mereka dengan merdeka belajar.

 

C.     Tolok Ukur

1.             Pemerolehan nilai spiritual, sosial, pengetahuan dan keterampilan di atas KKM yang telah ditentukan.

 

D.    Linimasa

1.      Mengidentifikasi kodrat alam peserta didik pada Sub Tema Pembelajaran dengan meyebarkan angket dan juga wawancara.

2.      Merancang pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan yang bisa mencakup kodrat alam peserta didik secara terbatas dalam KD yang ingin dicapai.

3.      Melakukan aksi nyata dalam implementasi pembelajaran.

4.      Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan.

5.       Melakukan perbaikan terhadap refleksi pembelajaran yang sudah dilakukan.

 

E.     Dukungan yang dibutuhkan :

1.      Kepala Sekolah

Dukungan yang sangat diperlukan utamanya adalah dari atasan, karena segala sesuatu yang akan dilakukan harus mendapat izin dari kepaa sekolah selaku penanggungjawab.

2.      Rekan Sejawat

Dukungan yang positif dari rekan sejawat sangat berpengaruh besar terhadap semangat yang kita peroleh untuk menjalankan suatu program.

3.      Komite Sekolah

Dukungan dari komite sekolah sangat penting terkait program-program yang akan kita terapkan terhadap para peserta didik.

 

4.      Wali Murid

Dukungan dari wali murid sangat dibutuhkan karena menjadi pengaruh terbesar terhadap kemajuan belajar para peserta didik secara langsung.

5.      Lingkungan Sekitar

Lingkungan sekitar dapat berperan sebagai ruang kelas terbuka bagi para peserta didik, maka kita harus pandai mengarahkan para peserta didik agar lebih maksimal dalam mengambil manfaat dari lingkungan sekitar.


                   

            PENERAPAN HOKKYA DALAM PEMBELAJARAN

 

1.      Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran dilakukan dengan menerapkan kelas semesta dan memanfaatkan kearifan lokal dengan budaya yang berkembang di sekitar peserta didik, mereka akan diajak menganalisis lingkungan sekitar serta menyajikan berbagai hasil olah budaya yang mereka miliki di rumah untuk dibawa ke sekolah dan ditunjukkan serta dipresentasikan kepada teman yang lain.

 

2.      Kelas Semesta (Dimanapun adalah kelas dan siapapun adalah guru)


Gambar 1.

Para Peserta Didik sedang mengamati pohon kopi yang ada di pekarangan belakang sekolah. Menerapkan salah satu hobi anak yang senang jalan-jalan, saya aplikasikan ke dalam kelas untuk jalan-jalan ke kebun kopi yang ada di sebelah sekolah. Mereka mempelajari dan mengidentifikasi pohon, daun, dan biji kopi yang mulai muncul.

 


Gambar 2

Peserta Didik sedang mengamati dan mengidentifikasi pohon jati sebagai salah satu sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan mebeler dan kerajinan tangan.


Gambar 3.

 

Para peserta didik sedang menikmati segelas teh dan kopi hangat yang telah mereka buat di dapur sekolah, suasana menikmati hasil bumi yang tersaji dalam segelas teh manis dan juga kopi, menambah kuat pemahaman mereka terhadap hasil pengolahan dari beberapa jenis tanaman yang melibatkan berbagai profesi dalam proses pembuatannya. Jenis pekerjaan yang dapat terlibat pada proses ini adalah petani, pekebun, pedagang, ahli gizi dan pegawai swasta.

 


Gambar 4.

 

Para peserta didik sedang mengamati pohon pete yang tumbuh di halaman sekolah. Secara bergantian mereka memegang tekstur kulit pohon yang terasa kasar, kebetulan pohon pete tersebut sedang berbuah, sehingga mereka bias mengamati hal yang dapat dimanfaatkan dari tanaman tersebut.     

3.      Menggali Kreativitas dari Budaya Lokal yang Berkembang


Gambar 5.

 

Semua peserta didik belajar dengan gembira dan antusias, terlihat rona senyum bahagia pada setiap tahap pembelajaran dengan sIstem HOKKYA. Untuk menggali kodrat dan potensi serta keinginan mereka, maka saya berangkat dari hal nyata dan alami yang tumbuh dan berkembang dalam lingkup lingkungan sekitar dimana mereka tinggal. Ternyata banyak sekali hal yang bisa digali, tanpa guru harus bekerja keras memberikan materi, tapi justru kekayaan materi dapat diambil dan digali dari para peserta didik. Kunci pada metode ini guru berperan sebagai coach, maka akan mulai terlihat kodrat mereka sedikit demi sedikit.

 

 

REFLEKSI PENERAPAN HOKKYA DALAM PEMBELAJARAN

 

1.      Keberhasilan

Penerapan HOKKYA dalam pembelajaran membuat semangat siswa mempelajari materi pembelajaran semakin meningkat, mereka terlihat sangat antusias dan juga aktif. Kreativitas mereka juga tergali secara maksimal pada tema yang sedang dipelajari.

 

2.      Kegagalan

Membutuhkan waktu yang lebih lama dalam proses pembelajaran untuk menggali potensi mereka jika dibandingkan dengan proses pembelajaran yang biasa dilakukan.

 

3.      Rencana Tindak Lanjut

Supaya waktu tidak terlalu molor dari jam pelajaran yang telah ditentukan, maka perlu diringkas lagi supaya topik yang dibahas tidak terlalu meluas.